Notification

×

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

"MEMBANGUN KEPEMIMPINAN MAHASISWA YANG BERINTEGRITAS: MENOLAK PRAKTIK RUSAK DAN TIDAK BERMORAL

Sabtu, 23 Agustus 2025 | Agustus 23, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-23T07:36:24Z

Penulis: Hengky Alvauzi Tanjung

PENDAHULUAN...

Kepemimpinan adalah orang yang mengemban jiwa yang amanah terhadap hal yang dia pimpin. kepemimpinan bukan hanya sekedar jabatan tetapi juga amanah yang diberikan rakyat atau golongan kepada pemimpin yang harus bisa menciptakan kesejahteraan yang berintegritas.

Kepemimpinan dilingkungan mahasiswa bukan hanya soal jabatan atau sekedar pemimpin rapat, melainkan sebuah amanah besar yang mencerminkan karakter dan integritas seseorang. Sebagai mahasiswa hal yang perlu diingat adalah yaitu menjadi iron stock harus selalu dijaga agar bisa bertahan, berkembang dan berkontribusi.

ISI...

Ciri ciri kepemimpinan yang rusak dan tidak bermoral.

  • Pemimpin yang rusak ialah ketika jabatan yang dia duduki hanya digunakan untuk kepentingan dan keuntungan pribadi atau golongannya. Jabatan yang ia duduki bukan untuk kepentingan publik melainkan untuk golongannya. 
  • Melakukan manipulasi kesewenangan dan ketidakadilan hanya untuk segelintir orang. Jika hal ini dibiarkan maka konsekuensi yang diterima ialah jabatan hanya untuk tempat perebutan kuasa, bukan wadah untuk pembelajaran dan perjuangan. Kemudian hal ini akan berdampak kepada kepercayaan publik menurun, budaya apatis tumbuh, bahkan prestasi bisa terhenti.
  • Pemimpin lebih dekat dengan orang yang berpengaruh dengan kekuasaan dan jabatan. Pemimpin yang sebenarnya ialah dekat dengan rakyat atau publik bukan dengan orang yang berkuasa. Hal ini dapat menyebabkan rusaknya citra seorang pemimpin ketika jauh dari diskusi ruang ruang publik.

Kepemimpinan yang rusak dilingkungan mahasiswa masih sering terjadi seperti dalam proses akuntabilitas dan transparansi birokrasi. Hal seperti ini sering dijumpai dalam proses perekrutan calon panitia PBAK atau PKKMB. Proses yang dilaksanakan tersebut masih minim transparansi oleh pihak DEMA UNIVERSITAS atau BEM.

Kadang pihak DEMA U atau BEM tidak mampu memperlihatkan kualitas sebagai kepengurusan seperti dalam melayangkan formulir-formulir kelulusan calon panitia, yang justru mereka tutup-tutupi agar orang-orang yang di dekatnya bisa masuk dalam kepanitiaan. Kejadian seperti ini mengundang hal perspektif negatif dari kalangan mahasiswa.

Pemimpin yang sehat dan bermoral ditandai dengan integritas, keadilan, akuntabilitas dan empati. Pemimpin yang baik adalah mereka yang konsisten antara ucapan dan tindakan memperlakukan semua anggota secara setara, serta berani mempertanggung jawabkan setiap keputusan. Lebih dari itu mereka juga mendengarkan aspirasi ruang publik.

PENUTUP

 Sebagai pemimpin dilingkungan mahasiswa islam seharusnya dan sepatutnya dapat melihat dan mengimplementasikan sejarah nabi Muhammad Saw. Bagaimana cara beliau memimpin yang ditandai dengan sifat Shiddiq (jujur dalam perkataan dan perbuatan), Amanah (dapat dipercaya atau bertanggung jawab), Tabligh (menyampaikan segala macam kebaikan kepada rakyat), Fathanah (cerdas dalam mengelola masyarakat).

Untuk mencapai kepemimpinan mahasiswa yang baik dan bermoral adalah dengan diperlukan langkah nyata. Musyawarah harus dijadikan sebagai indikator atau patokan dalam mengambil keputusan, transparansi dalam pengelolaan birokrasi dan budaya kritik harus diterima sebagai bagian evaluasi bersama.

Ajakan...

Mari membangun tradisi kepemimpinan yang bersih, bermoral, berintegritas dan humanis. Sebab masa depan bangsa membutuhkan pemimpin yang lahir dari lingkungan mahasiswa yang sehat, jujur, dan bertanggung jawab.

#Hidup Mahasiswa 

#Hidup Rakyat Indonesia 

#Hidup Perempuan Melawan.

×
Berita Terbaru Update