Notification

×

Iklan

Iklan Fillo

basreng

Wamenaker RI Puji UNILAK sebagai Kampus Inklusif di Riau, Dorong Dunia Usaha Buka Akses Kerja Disabilitas

Rabu, 14 Mei 2025 | Mei 14, 2025 WIB | 0 Views

Pekanbaru, 14 Mei 2025 — Wakil Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Immanuel Ebenezer, memberikan apresiasi tinggi kepada Universitas Lancang Kuning (UNILAK) sebagai pelopor kampus inklusif di Provinsi Riau. Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah pertemuan khusus dengan mahasiswa penyandang disabilitas yang digelar di Mit Coffee, Pekanbaru.

Pertemuan ini bertujuan membahas implementasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, khususnya Pasal 53 ayat (1) dan (2), yang mengatur tentang kewajiban negara dan dunia usaha dalam memberikan akses kerja kepada penyandang disabilitas.

Kolaborasi Pemerintah dan Akademisi untuk Inklusi yang Nyata

Acara ini difasilitasi oleh Zulkardi, Anggota DPRD Kota Pekanbaru. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan perguruan tinggi dalam memperkuat ekosistem inklusi sosial, khususnya di bidang ketenagakerjaan.“Undang-undang ini tidak akan efektif tanpa dukungan konkret dari semua pihak. Kampus, sebagai tempat lahirnya generasi masa depan, harus menjadi motor penggerak perubahan,” ujar Zulkardi.

UNILAK Jadi Role Model Pendidikan Inklusif di Riau

Salah satu sorotan penting dalam pertemuan ini adalah konsistensi UNILAK dalam menerapkan sistem pendidikan inklusif. Hal ini ditegaskan oleh Septiandi Putra, Dosen Pendamping Mahasiswa Disabilitas UNILAK.“Inklusi bukan sekadar jargon. Kami membuktikannya dengan aksi nyata. UNILAK adalah satu-satunya kampus di Riau yang secara konsisten mengakomodasi kebutuhan mahasiswa disabilitas,” katanya.
Wamenaker Immanuel Ebenezer menyambut baik langkah tersebut dan menyebutnya sebagai wujud nyata pelaksanaan amanat konstitusi.“Saya menghormati langkah UNILAK dalam mewujudkan pendidikan yang terbuka dan setara. Sudah saatnya dunia kerja juga mengadopsi semangat inklusi ini,” tegasnya.

Suara Mahasiswa Disabilitas: Kami Siap Bekerja dan Berkontribusi

Dalam sesi diskusi terbuka, Muhamad Seldy Febryansah, mahasiswa penyandang disabilitas, mengungkapkan harapannya agar dunia kerja memberikan ruang yang adil bagi kaum disabilitas.“Kami tidak butuh dikasihani, hanya diberi kesempatan. Kami punya kompetensi dan semangat untuk berkontribusi,” ucapnya penuh semangat. Senada dengan itu, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UNILAK, Muhammad Anwar, menegaskan bahwa perjuangan untuk inklusi bukan hanya tanggung jawab kelompok tertentu.“Inklusi adalah isu keadilan sosial. Mahasiswa harus berada di garis depan memperjuangkannya,” ujarnya. 

Menuju Ekosistem Ketenagakerjaan yang Inklusif dan Berkeadilan

Pertemuan ini menjadi langkah strategis untuk mempererat sinergi antara pemerintah, legislatif daerah, dan institusi pendidikan. Tujuannya jelas: menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif dan menjunjung tinggi keadilan sosial.

Dengan semakin terbukanya ruang dialog seperti ini, diharapkan ke depan penyandang disabilitas tidak hanya mendapatkan akses pendidikan yang setara, tetapi juga kesempatan kerja yang adil dan bermartabat.



×
Notifikasi

Subscribe NEWS.UIN

Tap Disini