Samarinda, 15 Juni 2025 — Kekecewaan mendalam dirasakan oleh para kader dan pengurus komisariat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Samarinda, menyusul belum terealisasinya penyediaan sekretariat sebagai pusat aktivitas organisasi. Janji yang sempat disampaikan di awal masa kepemimpinan Ketua Cabang hingga kini belum kunjung menjadi kenyataan.
Padahal, sekretariat tidak hanya berfungsi sebagai tempat koordinasi, tetapi juga simbol eksistensi dan pusat lahirnya berbagai ide dan gerakan strategis organisasi. Ketidakhadiran ruang tersebut berdampak signifikan terhadap roda organisasi, terutama dalam pelaksanaan kegiatan rutin seperti ibadah, diskusi, dan kajian kader.“Ini bukan semata soal ruang fisik, tapi tentang komitmen dan tanggung jawab kepemimpinan,” ujar Nona Margaretha, Ketua Komisariat GMKI Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda. “Sekretariat adalah jantung pergerakan kami. Jika hal mendasar ini saja tidak terpenuhi, bagaimana bisa kita bicara tentang visi dan perubahan yang lebih besar?”
Kondisi ini turut menurunkan semangat juang kader di lapangan. Sejumlah agenda organisasi harus tertunda atau dilaksanakan secara terbatas karena ketiadaan fasilitas yang memadai.
Sebagai organisasi yang menjunjung tinggi nilai pelayanan dan tanggung jawab, para kader menyayangkan kelalaian ini. Kritik yang disampaikan pun bukan bertujuan menjatuhkan, melainkan sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan organisasi.
![]() |
Pengurus komisariat Samarinda mendesak ketua cabang membuat sekretariat GMKI Samarinda |
Suara dari akar rumput kini semakin nyaring, mendesak agar Ketua Cabang segera mengambil langkah konkret dalam mewujudkan keberadaan sekretariat. Sudah saatnya GMKI Samarinda memiliki tempat berpijak yang nyata bukan sekadar janji dalam kata-kata, tetapi dalam aksi yang bisa dirasakan seluruh kader.