Semakin banyak sarjana menganggur setelah wisuda, memicu tekanan mental serius. Ketahui penyebab, dampak, dan solusi mengatasi pengangguran lulusan perguruan tinggi di Indonesia.
Jumlah sarjana menganggur di Indonesia terus bertambah, menciptakan gelombang tekanan mental di kalangan lulusan baru. Data dari Pusat Data Pendidikan dan Ketenagakerjaan Nasional (PDPKN) mengungkapkan, lebih dari 34% sarjana belum mendapatkan pekerjaan dalam enam bulan setelah wisuda.
Masalah ini tidak hanya berkaitan dengan minimnya lapangan kerja, tetapi juga ketidakcocokan antara keterampilan lulusan dengan kebutuhan industri. Banyak perusahaan kini mencari kandidat dengan pengalaman praktis dan keahlian digital, sesuatu yang belum semua perguruan tinggi siapkan.
"Pengangguran sarjana bisa berdampak pada kesehatan mental. Mereka merasa gagal memenuhi ekspektasi sosial dan pribadi," kata Dr. Maya Kusuma, Psikolog Klinis dari Universitas Indonesia. Ia menambahkan bahwa kecemasan, stres, hingga depresi kini makin sering ditemukan pada lulusan muda.
Penyebab Sarjana Sulit Mendapatkan Pekerjaan:
-
Keterampilan tidak sesuai kebutuhan industri
-
Kurangnya pengalaman kerja saat kuliah
-
Ketatnya persaingan tenaga kerja
-
Lapangan kerja terbatas di bidang tertentu
Dampak Tekanan Mental pada Sarjana:
-
Rasa rendah diri dan minder
-
Kecemasan berlebih tentang masa depan
-
Masalah kesehatan mental seperti depresi
-
Motivasi hidup menurun
- Ikuti pelatihan keterampilan tambahan
- Perluas jaringan profesional (networking)
- Bangun pengalaman melalui freelance atau magang
- Tetap menjaga kesehatan mental dengan dukungan komunitas