Notification

×

Iklan

Iklan Fillo

basreng

Menghindari gaya konsumtif di bulan ramadhan

Kamis, 13 Maret 2025 | Maret 13, 2025 WIB | 0 Views

Bulan ramadhan semestinya jadi momenuntum bagi seorang Muslim untuk meningkatkan nilai spirualitas dan sosialnya. Sebab, tujuan diwajibkannya puasa dibulan suci Ramadhan dalam rangka meningkatkan Iman dan takwa, sekaligus melipatgandakan amal kebaikan bagi orang yang berbuat baik. Makanya disebut juga dengan bulan ibadah karena di dalamnya penuh dengan ampunan dan kasih sayang Allah bagi orang yang berdoa. Bulan pendidikan, sebab selama satu bulan lamanya kita mendidik dari Hawa nafsu serta untuk menajamkan empati.

Sayangnya, bulan yang identik dengan ibadah puasa dan mengajarkan kesederhanaan hidup ini justru terkontaminasi dengan budaya konsumtif kebanyakan masyarakat. Banyak orang yang berpuasa justru semakin banyak pengeluaran alias boros.

Bila dicermati, seyogyanya pengeluaran untuk makanan dan minuman di bulan Ramadan lebih sedikit dibandingkan bulan-bulan lainnya. Sebab, mengurangi jatah makan siang bagi orang yang makan tiga kali sehari. Sementara sarapan, dialihkan ke sahur dan makan malam di waktu maghrib.

Fakta dilapangan menunjukkan, justru pengeluaran untuk konsumsi makanan, barang dan jasa masyarakat Indonesia lebih besar dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Merujuk pada survei Populix 2022 yang dipublikasikan oleh databoks.katadata.co.id menyebutkan pengeluaran konsumen melonjak hingga 50% saat Ramadan.

Namun, ironisnya, bulan yang seharusnya menjadi ajang pengendalian diri ini justru sering kali diwarnai dengan perilaku konsumtif yang berlebihan. Godaan diskon besar-besaran, tren belanja pakaian baru, hingga kebiasaan berbuka dengan hidangan berlimpah sering kali membuat seseorang lupa akan esensi dari Ramadan itu sendiri. Alih-alih memperkuat nilai spiritual dan sosial, perilaku konsumtif justru mendorong pemborosan dan gaya hidup hedonis yang bertentangan dengan semangat kesederhanaan dalam Islam.

Bulan Ramadhan seharusnya menjadi momen untuk meningkatkan ibadah dan kesederhanaan, tetapi sering kali justru menjadi waktu di mana pengeluaran membengkak akibat gaya hidup konsumtif. Berikut beberapa cara untuk menghindarinya:

Buat Anggaran Ramadhan

Tentukan anggaran untuk makanan, sedekah, dan kebutuhan lainnya agar tidak boros. Hindari pembelian impulsif, terutama saat berbelanja untuk berbuka puasa.

Prioritaskan Kebutuhan, Bukan Keinginan

Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Jangan tergoda membeli makanan berlebihan atau pakaian baru hanya karena diskon Ramadhan.

Masak Sendiri di Rumah

Berbuka puasa di luar atau membeli makanan siap saji bisa lebih mahal dibandingkan memasak sendiri. Dengan memasak sendiri, kita bisa lebih hemat dan menjaga kesehatan.

Hindari Pembelian Berlebihan Saat Berbuka

Saat lapar, kita cenderung ingin membeli banyak makanan. Sebaiknya buat daftar menu berbuka yang cukup dan sehat, agar tidak ada makanan yang terbuang sia-sia.

Kurangi Belanja Online yang Tidak Perlu

Diskon besar-besaran di bulan Ramadhan sering menggoda kita untuk membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Sebelum checkout, tanyakan pada diri sendiri: "Apakah saya benar-benar butuh ini?"

Fokus pada Ibadah dan Amal

Alihkan perhatian dari belanja dan konsumsi berlebihan dengan memperbanyak ibadah, seperti tadarus Al-Qur’an, shalat sunnah, dan bersedekah kepada yang membutuhkan.

Manfaatkan Promo dengan Bijak

Jika memang perlu membeli sesuatu, manfaatkan promo Ramadhan dengan cermat. Pastikan barang yang dibeli memang berguna dalam jangka panjang.

Kurangi Nongkrong yang Berlebihan

Bukber atau buka puasa bersama memang menyenangkan, tapi jika terlalu sering, bisa menguras kantong. Pilih acara yang benar-benar penting dan tetap sesuai dengan anggaran.

Dengan menerapkan prinsip hidup sederhana dan hemat, kita bisa menjalani Ramadhan dengan lebih berkah dan tanpa beban finansial yang berlebihan.

×
Notifikasi

Subscribe NEWS.UIN

Tap Disini