Menurut Fadil, ongkos pendidikan yang semakin mahal menjadi beban berat bagi banyak keluarga, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. “Lebih baik pemerintah mengalokasikan anggaran untuk pendidikan gratis daripada makan siang gratis. Pendidikan adalah investasi jangka panjang, sedangkan makan adalah tanggung jawab orang tua,” ujarnya.
Fadil berpendapat bahwa akses pendidikan yang merata dan tanpa biaya akan lebih bermanfaat bagi masyarakat, karena bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan membuka lebih banyak peluang bagi anak-anak kurang mampu. Ia juga menyoroti bahwa pendidikan yang berkualitas akan memberikan dampak berkelanjutan bagi kemajuan bangsa.
Di sisi lain, pemerintah berargumen bahwa program makan siang gratis bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak dan membantu mereka agar lebih fokus dalam belajar. Namun, bagi Fadil, kebijakan ini seharusnya bukan prioritas utama. “Orang tua bertanggung jawab atas kebutuhan pangan anak mereka. Pemerintah sebaiknya fokus memastikan setiap anak mendapatkan pendidikan yang layak dan gratis,” tegasnya.
Pernyataan Fadil mendapat beragam tanggapan dari masyarakat. Sebagian mendukung pendapatnya dengan alasan bahwa pendidikan gratis akan membawa perubahan lebih besar dalam jangka panjang. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa program makan siang gratis tetap diperlukan untuk membantu keluarga kurang mampu.
Perdebatan ini menunjukkan bahwa pemerintah perlu mempertimbangkan kembali prioritas dalam alokasi anggaran. Apakah fokus utama harus pada pendidikan gratis atau kebijakan lain seperti makan siang gratis? Masyarakat pun menunggu langkah konkret dari pemerintah dalam menjawab tantangan ini.